Pintu Gerbang: Berawal dari Ponsel Usang dan Ide Liar
Pintu Gerbang: Berawal dari Ponsel Usang dan Ide Liar Di Desa Penarungan, jauh dari hiruk pikuk kota, hiduplah seorang pemuda bernama Komang Sudarsana. Bukan, ia bukan seorang anak muda yang akrab dengan kafe dan lampu disko. Dunianya adalah aroma tanah basah setelah hujan, suara gemericik air irigasi, dan bisikan angin yang menggoyangkan rumpun padi. Komang adalah anak petani, tulang punggungnya akrab dengan cangkul, tangannya lebih sering memegang tali kerbau daripada mouse komputer. Namun, di balik kesehariannya yang bersahaja, ada sesuatu yang bergejolak di dalam dada Komang: sebuah kegelisahan. Ia merasa desanya adalah permata tersembunyi, sebuah lukisan alam yang tak ternilai. Ia sering melihat para turis asing melintas, mengagumi keindahan sawah bertingkat, tapi mereka hanya sesaat. Ia ingin keindahan ini abadi, terdokumentasi, dan bisa dinikmati siapa saja. Malam itu, setelah seharian di sawah, Komang duduk di bale bengong (gazebo) di depan rumahnya. Listrik desa baru saja meny...